Skip to main content
Dialog
Komentator A: "Yak, sepertinya itu hanya tipuan, Bung!"
Komentator B: "Jadi dia main bola apa nipu?
Kak Taqi: "Kalo waktu AKSI kemarin, LO (leader organizer) itu deket banget sama kelas itu sendiri."
Kak Silmi: "Jadi lebih dari teman?"
Kak Fardhan: "Ya ibaratnya bola itu...cuma bola. Kita patungan juga jadi bola satu. Tapi kepercayaannya itu."
Kak Hasan: "Bola mahal, bor."
Komentator: "Ow-ow-ow out saja.. *2 bola melintas ditengah lapangan* Yak ada bola-bola tijel Bung masuk ke lapangan"
Komentator: "Bola diambil -sensor-, dimainkan sendiri Bung oleh -sensor-. Yak yak yak! -sensor- menari-nari dengan indahnya, satu pemain! dua pemain! Owww, direbut saja.. -sensor- SHOOT! Owww, jatuh dengan mulusnya ke pelukan -sensor-"
Komentator A: "Yak, sepertinya -sensor- (menyebutkan nama pemain yang sedang bermain) sedang risau Bung akhir-akhir ini"
Komentator B: "Ow, kenapa kira-kira Bung?"
Komentator A: "Motornya di ambil dealer katanya"
Keramaian: "Woi fotoin dong fotoin!" *begaya*
Fotografer: *cekrek* *cekrek*
Keramaian: *bergaya lagi*
Fotografer: *cekrek-cekrek-cekrek* (selang 30 detik, sang fotografer bertanya ke empu nya camera) "Eh -pip- ini kenapa?" *menunjukan layar bertuliskan no memory inserted*
Empunya camera: "Oiya lupa bawa memorynya" *muka datar*
Keramaian: "YAHASDFGHKLXZ !@#$%^&*)("
Kak Steffi: "Jangan bilang ini Hany?"
Hany: "He?" *muka shock*
Kak Tami&Kak Kiki: "Iya! Mirip kan sama Arifah!"
Kak Steffi: "Ngga ah.. kalo Hany lebih lucu terus tembem"
Hany: *menceritakan tentang ke gacinan*
Nanda: "Uhh... sedih banget sih Ny. Aaah, jangan nangis. Emang ya semua cowo itu jerk. Semuanya."
Dialog terakhir mungkin terlihat seperti sampah tapi... ya itu kenyataan
Comments
Post a Comment