sums up my feelings
iya,
saya pernah salah menilai anda. saya pernah menyalahkan anda atas apa yang terjadi. yup, tapi pada akhirnya, kebenaran selalu muncul.
sebelumnya, sebenarnya kebenaran itu sudah ada didalam diri saya. tapi saya malu, malas, gengsi, apalah itu, untuk mengakuinya. saya menganggap anda yang salah, saya yang tersakiti. saya adalah korban sifat anda. selalu seperti itu. toh, ujung-ujungnya, saya juga tidak bisa marah sama anda.
saya sadar sekarang, kalau ini semua, adalah kesalahan kita berdua. dan yang lebih dominan salahnya itu saya. saya yang mem....bimbing(?) anda dalam situasi ini. sebenernya saya juga tidak mau. entah apa maksud saya waktu itu. yang jelas, saya sangat rindu "kita".
kamu itu sahabat saya.
mungkin yang pertama.
walau kita hanya bersenda gurau biasa, dan kita tidak pernah terlalu membahas hal-hal yang lebih pribadi, tapi saya selalu merasa, kalau anda adalah orang yang tepat untuk saya berbagi keluh kesah. ya, walaupun, sekali lagi, itu adalah kesalahan terbodoh saya, tidak pernah berbagi cerita dengan anda.
saya sangat bersyukur, kamu masih mau berteman sama saya. kamu masih mau menyebut nama saya untuk sekedar say hi. kamu masih mau menatap muka saya. kamu baik banget. saya bisa bilang seperti ini, karena saya tau, kebanyakan orang bahkan tidak akan sungkan untuk buang muka sama saya, jika saya memperlakukan mereka hal yang sama dengan yang saya lakukan ke kamu. saya tau, saya yang membuat semuanya jadi ribet dan membingungkan. kamu tidak salah apa-apa kok. setelah saya pikir-pikir lagi, ya tindakan itu memang kamu. mencerminkan diri kamu. diri kamu yang sebenarnya.
semuanya salah saya.
maaf ya.
maaf tidak mencoba mengenal kamu lebih baik lagi. kamu sudah mencoba, tapi aku belum. maaf ya..
Comments
Post a Comment