Tukang Sampah Kemarin Sore
Kemarin, atau tepatnya dua hari yang lalu, gue baru pulang sekolah. Seperti biasa gue melewati jalanan Depok yang oh-luar-biasa-seperti-bulan-atau-mars. Nggak ngerti lagi kenapa nggak dilakuin pencegahan pas lagi musim panas. Benerin kek tuh selokan-selokan... Jadinya kan pas musim hujan nggak menggenang airnya. Jadi jalanan nya juga nggak terkikis. Ah, mungkin lagi sibuk mau maju jadi capres. Mungkin. #ups #sorrynotsorry
Out of topic yah..
Jadi pas di jalan Raden Saleh, yang lubangnya bisa ditemukan setiap 50m (dan dalamnya wow) gue berkendara dibelakang sebuah mobil. Too lazy to nyalip, I guess. Terus pas di jalanan deket pemuda bangsa, tiba-tiba mobil nya berenti. Trus diam untuk sesaat, lalu ngeklaksonin entah apa. Gue kira ada yang jatoh dari motor.. ternyata what I see was really beyond my expectation.
Gue melihat seorang tukang sampah lagi menambal jalan pakai pasir seadanya.
Jadi yang tadi di klaksonin sama mobil si bapak itu. Bapak itu, yang bikin macet kata orang.. Bapak itu, yang hatinya mulia. Bapak itu, yang setidaknya BERTINDAK karena beliau PEDULI. wow. /claps/ I nearly gave up on society. Ungrateful people, I just.... ugh.
I learned one thing that day.
Setiap orang dapat membuat perubahan. Kapan pun, dimana pun, bagaimana pun, berapa pun. Perubahan itu tidak harus besar. Perubahan itu bisa saja hanya sebesar kacang, tapi setiap tindakan pasti ada balasan. Dan perbuatan baik, akan selalu dibalas dengan yang lebih baik.
:)
I guess I now know why I like riding with low speed. Because I love examining what's happening on the streets. Because there are too much to learn from the streets. And I like learning.
Don't worry, be happy! |
Comments
Post a Comment