Musikal Petualangan Sherina: Hiburan Berkualitas

Kalau boleh jujur, Hany itu tipe orang yang suka hiburan instan. Misalnya, bacain meme page. Instan terhibur dan langsung ketawa. Tipe-tipe orang yang suka film superheroes karena kebanyakan film bergenre tersebut intinya adalah siapa yang menang diakhir. Gak usah mikir kebanyakan udah terhibur. Tipe-tipe orang yang mure, alias gak mau bayar banyak-banyak untuk terhibur.

Beberapa bulan lalu, Arifah buat nonton Musikal Petualangan Sherina. Gak mikir panjang, langsung diterima tawaran itu. Kemudian baru tau kalau tiket nontonnya paling murah 100.000 rupiah. Awalnya agak skeptis gitu, ‘Hmm.. worth the price nggak ya..’, tapi akhirnya jadi nonton juga karena pingin merasakan gimana rasanya. Setelah berjuang buat mendapatkan tiket (lebih tepatnya Iko yang berjuang), tiket sudah resmi di e-mail. Bukan di tangan karena sekarang abad 21.

Tiket sudah di tangan! Suka banget designnya!

Masih teringat jelas waktu beli tiket itu skripsi masih stuck di Bab 3. Kurang lebih 3 bulan kemudian Hany dan kebanyakan teman-teman kuliah yang nonton bareng musikal ini sudah berstatus S.Mn. Terharu dulu dong, hehe.

Sedikit tentang Musikal Petualangan Sherina. Musikal ini merupakan musikal yang diselenggarakan oleh Jakarta Movement of Inspiration yang biasa disingkat JKTMOVEIN. Sebuah komunitas berisi anak muda Ibu Kota berumur 14 sampai 22 tahun yang bergerak dibidang seni pertunjukan. Musikal Petualangan Sherina ini adalah musikal ke 3 yang diselenggarakan oleh Jakarta Movein setelah Musikal Sekolahan (2014) dan Gemuruh (2015). Yang menurut saya perlu diacungi jempol adalah nilai kolaborasi yang Jakarta Move In usung. Mulai dari audisi pemain musikal, musisi, sampai crew, anak muda Jakarta yang memiliki niat dan passion yang sama bisa ikut. Dari anak SD sampai anak kuliah tergabung jadi satu di Musikal Petualangan Sherina ini. Anak muda Jakarta yang selama ini image nya tidak begitu baik di mata segelintir orang bisa menghasilkan karya yang sespektakuler ini bersama-sama. Kelakuan Anak Ibu Kota nggak melulu yang biasa dilihat di social media kok. Ada juga yang keren kayak gini, berkarya dengan passionate. TEPUK TANGAN DULU!

Awal pertunjukan saya nggak punya ekspektasi apa-apa, serius. Cuma berharap semoga 175 ribu nggak sia-sia. Pertunjukan dimulai tepat pukul 3 sore dengan lagu pembuka yaitu kompilasi dari lagu-lagu Petualangan Sherina yang dibawakan secara apik oleh orchestra. Dari sini saya sudah merinding. Mau nangis tapi masih awal banget, kan gak lucu. Kemudian masuk ke scene awal anak-anak kecil berseragam dan menggendong tas Kanken nari-nari. Muncul juga abang ojek online berseragam hijau nari-nari. Lucu ya ada fusion antara jaman dulu dengan sekarang. Sherina mulai nyanyi terus saya kaget. Suaranya mirip banget?! Pas scene berikutnya, saat Ibu dan Ayah memberitahu kabar kepindahan ke Bandung, saya nggak habis-habisnya heran dan kagum. Kok bisa suara pemain Sherina mirip banget sama Sherina aslinya?! Terus berkesimpulan, pasti dia latihannya rajin sampai-sampai bisa memerankan peran tersebut dengan baik sekali. Kelewat baik malah, sampai saya merinding.

Sherina tau, mimpi Ayah apa?

Dari semua adegan, saya paling menahan tangis waktu Ibu dan Sherina mulai bernyanyi Lihatlah Lebih Dekat. Teringat dulu saya nonton Petualangan Sherina setiap ada di SCTV pas SD, sok-sok jadi jagoan yang pakai handsaplast tiap hari biar keliatan keren, muter kasetnya di mobil pas mudik ke Cilimus. Banyak banget memori yang bermunculan di kepala saya saat adegan itu. Perasaan saya campur aduk. Mengingat sekarang saya sudah umur 20 tahun dan saya nggak yakin apakah saya suka dengan hidup yang dijalani sekarang. Rasanya saya mau balik ke masa SD saat itu juga. Masa paling bahagia di hidup saya.

Adegan perkebunan Ardiwilaga. Set-nya keren banget kan!

Waktu adegan perkebunan Ardiwilaga, saya ketawa terus. Inget Anca yang dulu ikut audisi musikal ini untuk jadi tukang kebun. Ngebayangin Anca disitu nari-nari sambil nyanyi, HAHAHA. Gemes. Terus saya nengok sebelah, Anca lagi natap panggung dengan tatapan ‘that should be me’ aww :(

Adegan favorit saya itu pas Kertarajasa. Humornya, vokalnya, set-nya, ah, suka banget. Apalagi sama Zus Natasya The Scene Stealer. Harusnya fokus ke Kertarajasa malah fokus ke doi. Lucu banget gerak-geriknya. Handsdown best character after Sherina! Favoritku masih Sherina nya dong. Mimi (Meisha Kanna) benar-benar memerankan perannya dengan baik. Mulai dari suara, intonasi, gerak-gerik sampai rambutnya mirip banget sama Sherina. Suaranya juga bagus sekali!!!

Tapi kalau set terfavorit saya itu jelas pas adegan di Boscha. Mereka benar-benar bawa mini Boscha ke atas panggung. Bahkan mini-nya Boscha tuh setinggi kurang lebih 3 meter dan ada tangganya. Saya mau kontak yang design setnya dan yang ngebuatnya! Mau marah kok bisa sekeren itu?! Ohiya, pas adegan ini lucu banget. Seperti yang kita ketahui Sherina akan mencium kening Sadam. Nah sebelum itu mereka nyanyi dulu gitu. Lucunya ini orang-orang dewasa yang nonton udah nunggu-nunggu aja, terus pas dicium pada teriak kenceng banget! Ini pasti pada keingetan suka sama Sadam/Sherina pas kecil ya?!

Secara keseluruhan, Musikal Petualangan Sherina ini digarap dengan sangat baik. Pertunjukan berjalan mulus dari awal sampai akhir dengan sangat sedikit ketidaknyamanan. Alur cerita, pemain-pemain, vokal, musik, humor, kostum, set panggung, semuanya didesain secara apik. Kerja keras dan keseriusan dari penyelenggara terlihat dari sini. Mau kasih tepuk tangan dulu dong buat semua orang yang terlibat dalam produksi musikal ini. Thank you for working so hard! Terharu Hany bisa nonton karya yang bagus banget kayak gini. Bahkan waktu pertunjukan selesai, saya yang sedih karena tahu ini hanya bisa ditonton sekali dan gak akan ada re-run nya. Hiks.

Selesai nonton Musikal Petualangan Sherina, saya mikir lagi. Mikir mulu emang kerjaannya. Untuk menonton hiburan berkualitas seperti ini, biaya yang perlu dikeluarkan juga tidak sedikit. Saya beruntung memiliki uang yang cukup untuk bisa menonton. Coba, berapa banyak anak kecil diluar sana yang bisa menonton musikal ini? Mungkin hanya segelintir. 100 ribu bagi sebagian keluarga bisa berarti sangat besar dan bisa digunakan untuk makan selama 3 hari. Opsi untuk hiburan hanyalah acara yang disediakan oleh Stasiun TV lokal atau dangdutan di kelurahan. Saya berharap banget TV lokal menambah hiburan yang mendidik, menghibur, dan menginspirasi bagi anak-anak Indonesia dan menghapus sinetron gak jelas. Supaya walaupun tidak bisa menonton musikal, mereka tetap bisa terinspirasi dan terhibur. Semoga kelak juga ada orang berbaik hati yang mau membuat seni panggung yang bisa dinikmati oleh segala kalangan. Semoga.

Ngomong-ngomong, lagu-lagu yang dipentaskan di Musikal Petualangan Sherina sudah tersedia di Spotify, lho! Bagi yang kemarin belum sempat nonton atau mau nostalgia pengalaman kemarin, boleh tuh didengerin.



Gara-gara nonton musikal ini saya jadi semangat buat cari kerja. Biar cepat dapat uang, bisa mengagendakan nonton musikal setiap tahunnya, dan kelak bisa ajak anak saya nonton musikal bareng! Aamiin-in aja dulu ya, blogg-o-splitidoo.

-Hany

Gagal foto ditempat yang seharusnya. Backlight-pun tak apa.

Comments

Popular Posts