Cerita itu Ada di mana saja
Sebagai orang yang suka bercerita, saya selalu mendambakan orang lain untuk cerita ke saya. Bahasanya cukup lebay, mendambakan. Jujur aja sih saya masih mengupdate blog ini karena saya pingin cerita. Saya mau meluapkan kejadian-kejadian di hidup saya yang menurut saya patut diingat. Pas saya nulis dan cerita, berbagi tentang sesuatu, disitu saya dapet perasaan lega. Kenapa ya? Saya juga nggak tau. Saya suka banget dengerin cerita orang. Liat mata orang berbinar-binar kalo lagi cerita hal yang dia suka, ataupun nebak-nebak perasaan hati seseorang kalo dia ceritanya implisit.
Menurut saya sih, setiap orang tuh harus bercerita. Entah itu cerita sedih atau senang. Berbagi kebahagiaan dan mengurangi stress. Tapi sayangnya, jarang ada orang yang mau cerita sama saya. Padahal saya mendambakannya loh. Kenapa ya?
Apa mereka takut kalo mereka cerita ke saya terus saya ceritain lagi? Karena saya suka cerita?
Ya... bisa jadi sih. (LOH)
Hmm... biarkan itu menjadi sebuah misteri..
Lalu akhirnya saya menemukan blog. Dimana saya bisa baca kisah-kisah orang. Seru loh blogwalking. Kayak kenalan sama orang. Walaupun nggak pernah kenal secara langsung, tapi kita bisa tau sedikit gambaran tentang orang tersebut. Menurut saya itu hal yang fantastik banget, ya ga sih? Saya suka kalau orang secara jujur dan terang-terangan mengutarakan ide-ide nya, atau sesuatu yang dia percaya. Tentunya itu membantu saya untuk belajar melihat sesuatu dari berbagai perspektif. Sekalian mencari inspirasi.
Tapi saya bingung. Tinggal sedikit orang yang update blog. Bisa dihitung jari berapa teman saya, ataupun blogger yang saya nggak pernah kenal (langsung) sudah tidak mengupdate blognya lagi.
Tiga minggu lalu saya lagi di rumah, habis oprasi usus buntu. Terus saya ngobrol sama Mama saya. We talked about a lot of things. From school matters to romance. Saya nggak banyak cerita waktu itu karena saya mau ngorek cerita ibu saya hahahahahahahahhahaha kok jadi creepy gini. Surprisingly, beliau cerita banyaaak banget. Dari gimana beliau ketemu Alm. Bapak, gimana kerjaan beliau, sampe ngomongin rumah tangga segala! Saya langsung merasa sudah dewasa karena Mama menceritakan hal-hal yang saya yakin my high-school self wouldn't take that as lightly as I am now. Cerita-cerita beliau banyak menyadarkan saya dan banyak juga memberikan pelajaran hidup. Bersyukur punya Ibu gaul yang enak diajak cerita. Kalo nggak... siapa lagi yang mau cerita sama saya :( Hahaha
Saya mikir, kenapa selama ini saya jauh-jauh dan susah-susah ya. Baca buku, browsing internet, semua dilakukan untuk mendapatkan inspirasi. Padahal di sebelah saya ada orang yang menyimpan banyak cerita. (ya, saya menulis ini disamping Mama yang lagi tidur) Saya jadi sedih, karena saya udah hidup selama 18 tahun dan baru 3 minggu yang lalu saya tahu 1/100 cerita kehidupan Mama. Saya baru tau semua cerita yang ditutupi oleh beliau dengan wajah "nggak apa-apa" nya. Saya merasa kenal Ibu Susi, tanpa iming-iming "Ibu saya". Banyak orang mungkin merasa awkward buat cerita sama orang tuanya, atau vice versa. Tapi menurut saya, (OPINI SAYA LOH YA) layaknya hubungan lain, komunikasi itu perlu dalam hubungan orang tua-anak. Hal ini mencegah ada hal yang ditutup-tutupi. Cuma satu pesan bagi para orang tua, nasehatin boleh, tapi jangan diomelin :( Anaknya cuma pingin di dengerin, jadi ada baiknya diperhatikan. Berlaku juga bagi anaknya, kalo dinasehatin, di dengerin. Communication basic skill: listen to understand.
Tiba-tiba saya terpikir quotes,
we all look for different stories all day, we watch vlogs, we read blogs, we read autobiographies for the sake of 'inspiration'. we are unaware that maybe, the most mind-blowing life-changing stories are kept hidden inside our closest ones.
iya quote itu saya yang nulis.
Terakhir, mari bersama, berbagi cerita. (kok kayak kampanye....)
Comments
Post a Comment