Menjadi Dewasa
Tadi pagi saya masuk kelas auditorium Marketing. Ibu Frances, dosen saya, menjelaskan peraturan apa aja yang harus dipatuhi selama mengikuti mata kuliah ini. Setelah itu, beliau bilang, "I treat you guys as an adult, and I expect you to behave like one". Semua orang terdiam. Memang diam sih kelas nya. Mungkin faktor bahasa inggris yang digunakan Ibu Frances. Beliau berasal dari US (iya, bule), jadi bisa kebayang kan gimana. Ibarat kata, nonton film tanpa subtitle. Bedanya yang ini ngomongin pelajaran, bukan kisah cinta.
Hari terus berlanjut sampai pada sore hari, dimana saya menjadi massa KM SBM dan ikut terjun ke Saraga untuk menyaksikan opening OSKM. Dua hal yang berhubungan dengan OSKM yang selalu memakan waktu dan tenaga, nunggu dan mobilisasi. Dimaklumi sih, orang nya banyak banget. Setelah nunggu, saya dan massa KM SBM baris di pinggir lapangan, membuat barikade di sebelah mahasiswa baru.
Lama menunggu, akhirnya acara dimulai. Saya melihat bendera-bendera himpunan berjejer didepan panggung, dipegang oleh masing-masing perwakilan himpunan. Di atas panggung, terlihat para Ketua Himpunan berbaris membentuk formasi. Dalam hati saya berteriak kegirangan, "WAH! Ini orasi pelangi!!!". Ya, saya sesenang itu. Tahun lalu, saya dengerin orasinya. Dari awal sampai akhir bagus banget isinya. Saya mencoba mengingat utuh satu naskah itu, namun saya gagal. Akhirnya, ada satu kalimat yang saya suka banget dan saya post di Path lama saya. Tapi sekarang saya lupa, dan path saya udah dideactive... hu. Antiklimaks.
Ya, pokoknya saya dulu suka banget pas bagian orasi pelangi, karena menurut saya, konten nya pas buat maba-maba yang mungkin, masih merasa kelewat bangga dan jadi sombong karena bisa menuntut ilmu di ITB. Isinya juga mengingatkan bahwa mahasiswa itu harapan bangsa dan nggak boleh mensejahterakan hanya dirinya sendiri. Harus berbakti sama masyarakat. Saya jadi flashback gitu kan pas mau mulai orasi pelangi tahun ini. Yah, ekspektasi saya tinggi sih. Saya berharap aja banyak maba yang pintu hatinya terketuk seperti saya dulu.
Beda rasanya mendengar orasi pelangi tahun ini. Entah karena massa kampus yang super berisik, atau saya bukan target dari orasi tersebut. Sejujurnya saya sedih, melihat orang-orang disekitar saya, yang memakai jaket himpunan. Ketika orasi pelangi, ada aja orang yang ketawa. Ada aja orang yang foto-foto. Ada aja orang yang isengin maba. I mean, how could you?! Saya sebel. Kenapa sih, event sakral yang udah dibuat sedemikian rupa dan bertujuan untuk meninggalkan impresi yang dalam di benak Mahasiswa Baru nya di rusak dengan meaningless actions kayak gitu? Sama hal nya ketika Kak Dhika (ketua OSKM) sedang orasi. Ada layangan yang jatuh, lalu langsung buyar fokus semuanya dan tertawa. To laugh while someone is saying something serious is not tolerable. That falling kite accident was not even funny, seriously.
Hal lain yang saya perhatikan selama kuliah disini adalah gengsi antar himpunan. Hal-hal kecil aja diperhatikan loh. Contoh, pas lagi orasi pelangi. Pas Kahim-nya selesai ngomong, wuah langsung di tepok tanganin sambil "woooh woooh". Lomba-lombaan deh tuh, "yang paling keras suara tepuk tangannya adalah himpunan yang paling kompak dan keren". Ya saya tau sih, emang keren. Tapi apa nggak ngerusak suasananya?
Saya nggak bisa lah ya marah-marah disitu pas opening OSKM, nyuruh diem orang-orang. Sokap lau, kalo kata Avi. Saya jadi kepikiran kata Ibu Frances, kalau orang seumuran saya sudah seharusnya bertindak dewasa, apalagi mahasiswa.
Menurut saya, setiap orang pasti dihadapkan pada pilihan setiap saat, dan menjadi dewasa adalah ketika orang itu tau dan sadar akan akibat dari setiap keputusan yang ia ambil dan siap bertanggung jawab akan keputusan tersebut. Dewasa bukan mengenai umur, melainkan jalan pemikiran dan perilaku.
Saya datang ke acara opening OSKM merupakan pilihan. Saya tahu saya mau apa disana dan apa yang akan saya dapat jika mengikuti kegiatan tersebut. Kalau saja massa kampus kebanyakan sudah mengerti apa itu menjadi dewasa dan sudah dewasa, mungkin ia akan menyadari betapa sia-sia jika ia ngobrol ataupun melakukan hal yang nggak seharusnya ketika acara tersebut berlangsung. Mungkin saja mereka datang kesana tidak bertujuan, mungkin.
Sekali lagi saya diingatkan untuk selalu aware dengan tindakan saya. Post ini bukan bermaksud untuk menggurui, namun bahan renungan bersama. Apakah kamu sadar akan akibat dan tujuan dari tindakan yang kamu lakukan? Apakah akibatnya merugikan orang lain, atau bahkan, dirimu sendiri?
.
.
.
Saya berharap aja semoga OSKM nya membekas dengan baik di hati para mahasiswa baru. Semoga tagline Metamorfosis Insan Akademis nya bisa terus terkenang, begitu juga dengan maknanya. Walaupun bukan panitia, nggak papa lah ya saya ngucapin,
Selamat OSKM hari pertama. Semoga 2 hari kedepan bisa terus lancar dan sukses! 3 hari untuk 3 tahun!
kalau nggak mau dewasa, you better be as cute as dede zea. |
Comments
Post a Comment